"Biadab Tengik", itulah kata mereka,
Kepada Dia yang takjub akan keindahan malam,
Salahkah Dia yang nyaman akan kepedihan?
Sementara kawannya menyembah indahnya bahagia,
Salahkah Dia yang cinta pada keangkuhan?
Sementara mereka memerangi keangkuhan,
Salahkah Dia yang mengharapkan cinta Sang Rembulan?
Sementara Rembulan diam tak bicara,
Salahkah Dia yang berharap pada satu hati yang mungkin tak mengharapkannya?
Dia yang terasingkan dari kawanannya...
Dia Si Bodoh yang bodoh.
Terima kasih kepada Bumi, terima kasih kepada Rembulan dan terima kasih kepada Dewi Langit akan kuasanya dan memberikan kehidupan yang penuh warna ini. Wahai para Pendusta, teruslah dustai diri Kalian, teruslah nikmati Kebodohan yang lebih pahit dari si bodoh itu.